Ada seorang raja bemama Rajyavardhana, putra dari raja Dhama. Ketika Rajyavardhana diangkat menjadi raja, ia memerintah dunia dengan adil. Seluruh rakyatnya bahagia dan kekayaan kerajaannya meningkat setiap harinya. Tidak pemah ada bencana kekeringan, penyakit atau binatang buas yang berani berkeliaran di kerajaan itu. Rajyavardhana memerintah menurut aturan Dhanna dan melakukan banyak upacara yajna. Demikianlah, ia memerintah selama tujuh ribu tahun.
Permaisurinya bernama Manini; Pada suatu hari Manini sedang meminyaki rambut sang raj a dan setetes air matanya jatuh di rambut sang raja. Sang raja menjadi sangat terkejut karena .beliau tidak menyangka sama sekali bahwa istrinya menangis.
“Ada apa permaisuriku” tanyanya, “Mengapa engkau menangis?”
Pada awalnya Manini tidak menjawab. Namun setelah I didesak lebih jauh oleh suaminya maka ia mulai menjawab, alasannya adalah karena ia telah menemukan sebuah uban di rambut sang raja. Itulah yang menyebabkan ia menangis. Mendengar hal itu sang raja menjadi tertawa lebar.
“Dapatkah itu menjadi alasan yang masuk akal dari tangisanmu itu?” tanya sang raja. “Masa tua adalah b'agian dari kehidupan yang memang menjadi penyebab dari kedukaan. Aku telah mempelajari Veda, melakukan banyak yajna, membesarkan anak dan memerintah bumi dengan adil. Banyak lagi yang telah aku lakukan. Adakah tugas yang sekiranya belum aku lakukan sehingga menimbulkan tangisanmu ketika melihat ubanku‘?
Sekarang ini adalah waktunya aku untuk pergi ke hutan. Itulah obat untuk rambut hitamku ini. Jangan menangis lagi.”
Seluruh rakyat tahu bahwa apa yang dikatakan oleh sang raja itu memang benar namun tetap saja ada rasa tidak enak di hati mereka. Apa yang terjadi pada kerajaan jika Rajyavardhana pergi ke hutan? Siapa yang akan memimpin mereka? J adi mereka berpikir lebih baik pergi kc hutan untuk menemani beliau. Mereka mengatakan bahwa sang raj a akan mendapatkan pahala yang lebih banyak dengan memerintah menjadi raja daripada melakukan tapasya di dalam hutan. Akan tetapi sang raja menjawab,
“Aku telah memerintah selama tujuh ribu tahun. Sekarang waktunya untuk putra-putraku menggantikanku. Uban ini adalah sebuah pesan dari deva kematian bahwa aku harus segera meninggalkan keduniawian.”
Rajyavardhana kemudian memanggil para pendeta untuk mencari hari yang tepat untuk penobatan putranya menj adi raja. Akan tetapi para pendeta juga tidak menghendaki sang raja meninggalkan mereka, maka mereka mulai menunda-nunda hari penobatan itu. Banyak brahmana yang datang untuk berusaha membujuk sang raja agar beliau mengubah keputusannya. Akan tetapi sang raja tetap teguh pada pendirian beliau.
Para brahmana lalu mulai bergabung dan melakukan doa pada deva Surya agar sang raja diberikan umur panjang. Jika permintaan itu dikabulkan; maka sang raja bersedia merubah keputusannya. Di setiap rumah para penduduk mulai berdoa. Ada yang melakukan tapa tanpa makan dan minum, ada yang melakukan tapa tidak berbicara sama sekali. Deva Surya berkenan dengan doa-doa itu, dan beliau berkenan menampakkan diri serta
memberikan anugrah untuk mereka. Para brahmana memohon agar raja Rajyavardhana diberikan umur sepuluh ribu tahun lebih panjang dari umur seharusnya, dan deva Surya menyetujuinya.
Para brahmana kemudian kembali dan memberitahukan sang raja tentang semua itu. Mendengar hal itu Manini menjadi sangat bahagia. Akan tetapi sang raja tidak tampak bahagia, beliau malah tenggelam dalam renungan beliau.
“Mengapa anda tidak tampak bahagia sama sekali?” tanya Manini. “Anda akan meiliki umur sepuluh ribu tahun lebih panjang dari umur anda yang seharusnya.”
“Memang benar apa yang kau katakan,” jawabnya. “Akan tetapi itu bukan berarti sepuluh ribu tahun menikmati kebahagiaan, itu adalah sepuluh ribu tahun penderitaan. Kau tidak akan mungkin hidup sepanjang waktu itu. Bahkan anak dan cucuku juga akan meninggal mendahuluiku. Apakah tidak menyakitkan menyaksikan kematian sekian banyak orang dekat dan tersayang bagi kita? Mereka yang telah berdoa untuk umur panjangku juga akan meninggal. Lalu bagaimana kau bisa mengharapkan aku bahagia?”
“Hal itu yang menyakitkan hamba,” kata Manini. “Apa yang anda katakan itu memang benar adanya. Akan tetapi apa yang bisa kita lakukan? Anda telah dijanjikan hidup selama sepuluh ribu tahun dan anugrah dari seorang deva tidak akan pemah batal.”
“Ya, aku akan pergi ke hutan itu untuk melakukan doa dan tapasya_ untuk menyenangkan deva Surya. Aku akan bemsaha membuat beliau berkenan dengan tapasyaku agar beliau memberikan anugrah supaya rakyatku bisa hidup selama sepuluh
ribu tahun.”
Maka semua itu pun dilakukan oleh Rajyavardhana. Bersama Manini ia pergi kc kuil dan mulai berdoa. Tanpa makan atau minum mereka mulai berdoa selama satu .tahun. Akhirnya deva Surya menampakkan diri dan mengabulkan permintaan Rajyavardhana.Setelah itu maka Rajyavardhana dengan bahagia
kembali ke kerajaannya dan beliau memerintah dengan adil dan bij aksana selama sepuluh ribu tahun.
Post a Comment
Post a Comment